Sunday, 30 December 2012

Khutbah Jum'at


Naskah Khutbah Jum'at
(Saya Sampaikan di Masjid Al Uswah - Tuban, 17 Nopember 2012)

Jama’ah Jum’at rahimakumullah…

Mari kita bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan berbagai keni’matan, terutama ni’mat Iman dan Islam. Semua itu dari Allah Ta’ala, maka mesti kita syukuri. Dan Allah akan menambahi ni’mat itu bagi orang-orang yang bersyukur.

Shalawat dan salam semoga Allah tetapkan atas Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, para keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya yang setia dengan baik sampai akhir zaman.

Jama’ah Jum’ah rahimakumullah
Mari kita senantiasa bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa, menjalani perintah-perintah Allah sekuat kemampuan kita, dan menjauhi larangan-laranganNya.

Jama’ah jum’ah rahimakumullah
Alhamdulillah, bersyukur kepada Allah SWT, kita bisa menikmati 1434 H. Apa yang sesungguhnya bisa kita petik dari momen tahun baru Islam ini. Ada beberapa hal yang bisa kita petik ;
1.      
 1. Masih kita temui kaum muslimin yang kurang familier dengan kalender Islam

Dalam hal ini kita bisa dengan mudah mendapatkan fakta ini mari kita tanya pada diri kita masing – masing, tetangga sebelah kita tentang tata urutan bulan dalam Islam, dari muharram sampai dzulqo’dah. Berapa banyak yang mampu hafal dengan hal tersebut. Hal ini menunjukkan, setidaknya dari sisi kalender Islam, kita, kaum muslimin semakin terjauhkan dan tergantikan dengan kalender masehi, padahal kita tahu bersama bagaimana kedudukan pentingnya kalender Islam dalam ibadah – ibadah kita. Ini menjadi refleksi bersama kita sebagai muslim, sebagai bagian dari umat Islam seluruh dunia. Mengapa ini bisa terjadi dan massif???
2.      
 2.Momen tahun baru hijriyah seringkali hanya dimaknai pergantian tahun terlepas dari sejarahnya

Dalam momen seperti tahun baru hijriyah ini banyaka dari kita yang kemudian melakukan muhasabah diri, ini bukanlah sesuatu yang salah, akan tetapi jika kita konteks kan dengan kondisi kekinian yang dialami oleh kaum muslimin dan dunia Islam maka sangat relevan jika kita merefleksikan momen tahun baru hijriyah ini.

Momen tahun baru hijriyah ini tidak lepas dari momen hijrahh yang dilakukan rosulullah dari makkah ke madinah, yang juga bisa kita katakan momen hijrah dari darul kufr menuju darul islam.

Momen ini lah yang kemudian diputuskan oleh sahabat Umar bin al-Khaththab yang menjadikan tahun hijrah Nabi dan para sahabat dari Makkah ke Madinah sebagai awal penanggalan tahun hijriyah dan kemudian disepakati oleh para sahabat.

Jahiliyah Modern
Kondisi masyarakat modern saat ini jika dibandingkan dengan kondisi masyarakat jahiliyah pra hijrah tampak banyak kemiripan, dan bahkan dalam beberapa hal justru lebih buruk. Ciri utama masyarakat jahiliyah dahulu adalah kehidupan diatur dengan aturan dan sistem jahiliyah, yaitu aturan dan sistem buatan manusia sendiri. Pada masyarakat Quraisy, aturan dan sistem kemasyarakatan dibuat oleh para pemuka kabilah. Hal itu mereka rumuskan melalui pertemuan para pembesar dan tetua kabilah di Dar an-Nadwah. Kondisi yang kurang lebi sama juga bisa kita temukan saat ini. Kehidupan diatur dengan aturan dan sistem buatan manusia yang dibuat oleh para wakil yang berkumpul di gedung parlemen.

Kalo pada masa jahilyah kita temukan kecurangan timbangan yang kemudian mendapat respon langsung dari rosulullah, kita juga bisa temukan sekarang. Jika dahulu hanya anak perumpuan yang lahir yang dibunuh hidup-hidup, maka saat ini jauh lebih buruk. Jika dahulu mabuk-mabukan dengan khamr, sekarang jauh lebih buruk

Karena itu tepat jika kondisi kehidupan saat ini disebut jahiliyah modern. Maju secara sains dan teknologi, namun aturan dan sistemnya tetap aturan dan sistem jahiliyah, aturan dan sistem buatan manusia, yang menentukan format, corak dan kondisi kehidupan masyarakat.

Sebab Utama: Suara terbanyak, suara rakyat suara Tuhan
Kondisi jahiliyah modern saat ini pada dasarnya kembali kepada dihilangkanya peran Islam dalam pengaturan kehidupan. Agama dibatasi tidak lebih pada batas-batas tembok masjid. Akidah ini mengharuskan penyerahan pengaturan berbagai interaksi kehidupan kepada manusia saja. Islam hanya dianggap sebagai agama ritual penyembahan saja yang tidak berbeda dengan agama lain. Padahal justru Islam memiliki seluruh perangkat pengaturan kehiduapan manusia baik domestik maupun publik-negara. Yang jika diterapkan maka akan tercipta rahmat bagi seluruh alam, dalam artian didalam syariah ada maslahah, bagi siapa?bagi saiapaun,muslim maupun non muslim.

﴿وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا﴾
”Dan Kami tidak mengutus kamu (Muhammad) melainkan kepada umat manusia seluruhnya, sebagai pembawa berita dan pemberi peringatan' (TQS. Saba'[34]:28)

Kita bisa cek ini dalam kehidupan ketika khilafah masih tegak, bagaimana naungan khilafah bagi sleuruh manusia termasuk yahudi. Bisa kita bayangkan jika tegaknya syariat Islam mengharuskan orang untuk islam, maka tidak ada itu thariq aziz yang nashrani menjadi perdana menteri Iraq beberapa waktu lalu, tidak ada kristen koptik di mesir dan alin lain

Perubahan Besar Sebuah Keharusan
Di tengah kungkungan kehidupan jahiliyah modern inilah penting bagi kita merefleksikan makna hijrah pada tataran riil. Dalam hal itu, perjuangan merealisasi hijrah seperti yang dilakukan Nabi saw dan para sahabat untuk saat ini tentu sangat relevan, bahkan merupakan keniscayaan. Meninggalkan sistem jahiliah menuju ideologi dan sistem syariah menuju kemuliaan Islam, kaum muslimin serta kehidupan bermartabat bagi semua, baik Islam maupun non Islam. Karena sekali lagi diterapkanya syariah pasti akan membawa maslahah, itulah janji Allah.

Untuk itu mutlak harus dilakukan perubahan. Perubahan itu tidak akan datang begitu saja. Akan tetapi perubahan itu harus kita usahakan. Sebab Allah SWT berfirman:
 … إِنَّ اللَّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (TQS ar-Ra’du []: 11)

Imam al-Qurthubi dalam tafsirnya menjelaskan: “Allah dalam ayat ini memberitahukan bahwa Dia tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga terjadi perubahan dari mereka sendiri, baik dari mereka atau dari orang yang mengatur/mengurusi mereka atau dari sebagian mereka dengan sebab tertentu.”
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ.
 أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ

No comments:

Post a Comment